Monday, February 10, 2014

Looking Back on Four Years and More in PPI-UM (I)

 

PPIUMI don’t realize that it has been like months since I left Malaysia. I moved there since late January 2009 thanks to the late Governor of Prov. of Bangka Belitung Island, Eko Maulana Ali,’s initiative to sponsor a few students to study there. The first year was confusing with all culture shock, Malay-Indonesia language confusion, stomachache and diarrhea of some spicy cuisine (Indian’s, if I’m not mistaken), etc. With years passing, the country, the university and its people has affected me as a person. I started to like nasi lemak, roti canai and that diabetes-inducing-ultra-sweet teh tarik. Well at least, I got a bit of their accent. Every semester then I would return to Bangka to report to the Provincial Government office and (of course) and back to my family. It was a good time, I should admit. By September 2013, I returned to Indonesia for good suddenly because I had to attend my younger brother’s convocation. I have completed my bachelor and waiting for my master convocation (Insya Allah) by that time.

Anyway, there’s one organization that greeted me since my first week of arrival and helped me to adjust with environment there. It’s PPI-UM (Persatuan Pelajar Indonesia Universiti Malaya /Indonesian Student Association of University of Malaya), an unacknowledged campus organization which comprises of Indonesians studying there (obviously). In my campus life, my extracurricular activities mostly went around the organization. Though I didn’t really compete for higher position in the organization, yet I insisted to myself to get involved in PPI-UM activities if I could. Though, my mark on PPI-UM did not run high but the organization has affect me somehow. We (me and my scholarship-mates) were introduced to Mas Samsuri in Kompleks Perdana Siswa. A calm and friendly person, he introduced us to PPI-UM. Some of us were really interested, some not and that was the beginning of our activities with PPI-UM.

event1

Yes, I’m the thin one with serious look there

event 2

Eid al-Fitr Gathering in October 2009

The first year under Mas Sam’s leadership was the best year with PPI-UM, I think. Being a friendly and committed leader, he’s the last to go home in every PPI-UM event and befriended postgrad and undergrad student alike. Even if event preparation went on into late night we’re happy to do it as our leader was there and cheered us up when we started to get bored or else. If you’re wandering, PPI-UM activities were mostly seminars and conference, sport gathering, culture and culinary fair and so on. It was, of course, done in such small-scale due to limited fund. It was also the first time I celebrate Indonesian Independence day abroad and it’s moving. I almost cried when the national hymn was sung as the ceremony went. I felt like I was in Indonesian even for a while. For such ceremony that we take for granted every week or even evade, this is so different in so many level.

PPI 3

me (the smiling one who almost got covered by passing stranger) with Mr.  Dai Bachtiar, Indonesian Ambassador to Malaysia at that time

His position was then taken by Rahmat Hidayat, my senior from economy faculty. He’s a good leader unfortunately internal conflict happened right in his tenure. It started after a seminar event went awry. The event was heavily criticized by the author that we invited to talk and the event leader vented out her anger to us with harsh comment on everybody’s mistake. Some could not accept and withdrew from the organization, and they’re my scholarship-mates. The failed event was actually the last straw after what my friends had to endure when they saw few of their seniors did not really work in former events event though the seniors got important position. It was a neglect of duty and we felt like being used. Once I thought to abandoned the sinking ship, but one of our dedicated seniors beg me otherwise (it was you, kak Monik)

“Kak, I felt like I want to quit PPI-UM”

“I can understand that this is because of some of negligent seniors, but please consider it again. If not us then who will work for PPI-UM? Yes it’s tiring and annoying to see them enjoying our hard work, but think that all of what you’ve done now will eventually help you in your future. Perhaps in your career or something. This is why I stick with this organization”

and so I stay…….

(continued)

Monday, February 3, 2014

Pengalaman Mengikuti Tes CPNS Kemlu (II): Usaha dan (banyak) Berdoa

 

Well, maaf kalau posting lanjutannya lama banget. Ada yang lupa dimasukin di pos yang kemarin untuk jurusan PDK, Kemlu biasanya menyiapkan jatah lima orang dari total jumlah CPNS PDK yang diterima untuk peserta Indonesia bagian Timur (untuk merepresentasikan keragaman Indonesia) melalui jalur khusus. Jadi jumlah CPNS PDK yang diterima yang awalnya 71 jadi 66 orang saja.

5. Seleksi Final

Seleksi final terbagi menjadi empat tahap: tes psikotes, wawancara psikologi, wawancara substansi dan tes kesehatan. Semuanya dilakukan secara berurutan dengan hari giliran peserta ditentukan berdasar pada daerah asal peserta (biasanya).

5.1. Tes Psikotes

Untuk tes psikotes dan wawancara psikologi, Kemlu bekerja sama dengan Dinas Psikologi Angkatan Darat. Jadi kedua tes beserta riwayat hidup kita (yang akan kita buat sesaat sebelum ujian psikotes) akan digunakan untuk membuat profil psikologi kita masing-masing. Tes psikotes isinya sama dengan tes-tes yang ada di buku panduan psikotes jadi banyak-banyak aja latihan. Yang perlu diperhatikan tentu saja waktu yang sedikit banget. Perasaan kemaren aja ada beberapa soal yang saya isi saja (tanpa DIPIKIR-PIKIR) karena waktu yang mepet. Selain itu ada juga tes menggambar pohon dan Wartegg (yang meneruskan gambar itu). Saya yakin teman-teman sudah tahu tips dan trik dalam kedua tes menggambar ini (yang sudah banyak dibahas di buku panduan psikotes). Sesi tes psikotes diadakan seharian penuh, jadi jangan lupa sarapan. Makan siang ditanggung Kemlu (nasi kotak), karena sesi rehatnya sendiri hanya 30 menit (termasuk sholat zuhur!). Sesi ini diakhiri dengan tes Pauline atau tes koran (karena lembar soalnya yang gede banget). Tipsnya ya sering-sering latihan dengan timer jadi terbiasa dikejar waktu, dan menemukan posisi yang pas saat mengerjakan soal yang benar-benar menguras stamina ini. Usahakan angka yang dijumlah benar dan selalu berhenti pada poin yang sama pada setiap interval tes. Saya sendiri  (dan kebanyakan) hanya dapat mengisi satu setengah halaman, sedangkan yang lain sudah minta lembar kedua.

5.2.  Wawancara Psikologi

Untuk tes ini kita akan diwawancarai oleh satu psikolog yang akan menanyakan soal motivasi, riwayat hidup, integritas, apa yang akan disumbangkan untuk Kemlu dan hal-hal lain. Perhatikan etika wawancara kita, seperti kontak mata {pada saat tes kemaren, yang mewancarai saya matanya kedutan (maaf ya) jadi lebih mudah menjaga kontak mata}  dan bahasa tubuh. Tonjolkan masa-masa yang menunjukkan integritas dan kepemimpinan dalam riwayat hidup anda (yang seringkali akan diungkit-ungkit pewawancara) dengan sedikit bumbu tentunya Devil. Anehnya, kebanyakan waktu wawancara saya saat itu dihabiskan dengan membahas apa yang akan saya kembangkan di Kemlu (projek, rencana, dll) dan psikolog yang siap sedia mengkritik dan menanyakan ide saya lebih jauh. Saat itu saya terlintas proyek Diaspora Indonesia-nya pak Dino Patti Djalal dan membahas rencana memfasilitasi pulangnya pelajar dan pakar Indonesia di luar negeri untuk kembali ke dan berkarya di tanah air (dengan mengatasi hambatan seperti akreditasi ijazah luar negeri dll.) Jadi serasa wawancara substansi Confused smile.

5.3. Wawancara Substansi

Ini yang paling bikin deg-degan. Pewawancara terdiri dari tiga orang, dua dari Kemlu dan satu pakar/akademisi. Semuanya tentu saja ramah tapi pertanyaan mereka yang bikin susah. Kebanyakan bertanya tentang kiprah Indonesia dalam hubungan internasional (ASEAN, PBB dll.), motivasi, dan opini kita tentang isu internasional yang menyangkut Indonesia yang lagi “tren”. Saya kemaren ditanya tentang isu intelijen Australia yang memata-matai Indonesia (yang lagi panas-panasnya), hubungan Indonesia-Malaysia (karena latar belakang saya dengan pendidikan di negeri jiran) dan kiprah Indonesia di PBB serta kemungkinannya menjadi salah satu anggota dewan keamanan tetap PBB. Semua hal boleh ditanyakan, jadi harus banyak baca-baca koran dan situs Kemlu seperti saat tes substansial. Wawancara juga dilakukan dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Latar belakang pendidikan juga berpengaruh terhadap soal yang akan ditanyakan. Karena saya sendiri mengambil HI di Malaysia, dus soal yang ditanyakan kebanyakan tentang HI dan hubungan Indonesia-Malaysia.

5.4. Tes Kesehatan

Tes kesehatan dilakukan di RSPAD Gatot Subroto, gratis dan satu hari (atau beberapa jam saja, tergantung seberapa cepat tes dilakukan). Tesnya terdiri dari tes sampel urin dan darah, tes MMPI (kejiwaan), x-ray dada, rekam jantung dan penyakit dalam oleh internis.

Setelah melakukan semua tes di atas, tibalah masa galau menunggu keputusan akhir Kemlu. Untuk tes tahun 2013 yang saya ikuti, masa-masa galau ini berlangsung dari 28 November-31 Desember 2013 (masukkan lagu “Gantung” oleh Melly G. di sini). Jadi, kira-kira satu bulan lebih. Semoga untuk tahun depan, masa galaunya lebih pendek.

Doa dan restu keluarga

adalah hal penting dalam menjalani tes CPNS Kemlu, masa galau menunggu  keputusan dan kehidupan pada umumnya. Minta restu orang tuamu dan minta didoakan. Entah sudah berapa puluhan ribu zikir yang bapak-ibu saya ucapkan dan berapa ratus rakaat sholat malam didirikan demi kelancaran dan kelulusan tes yang saya jalani. Saya sendiri sholat wajib masih bolong-bolong dan sholat malam hanya saat dekat tes dan pengumuman saja. Alhamdulillah, tidak ada halangan berarti yang saya temukan saat tes dan rasa cemas berkurang pada saat wawancara.

Hal-hal yang boleh membantu

Selain blog saya, masih banyak blog lain yang menyediakan tips dan berbagi pengalaman seperti di sini, sini, sini dan sini (untuk yang punya blog, silakan hubungi saya jika tidak berkenan blognya dishare tanpa izin oleh saya; saya mohon maaf dan embed link akan saya hapus dengan segera). Seperti yang teman-teman simak dari setiap blog, tes CPNS Kemlu terus berubah setiap tahun sehingga tes untuk tahun depan mungkin lebih susah atau mudah dari yang sekarang.

Para pengguna Kaskus juga punya forum untuk peserta tes CPNS Kemlu di sini. Saya sendiri hanya menjadi lurker/silent reader di sana (maaf ya). Situs e-cpns Kemlu juga mengeluarkan pengumuman/berita yang mungkin boleh memberikan teman-teman gambaran tentang format dan bentuk ujian di sini.

Demikian, semoga membantu dan semoga sukses.